"Onii-chan. Boleh aku masuk?" Aku berdiri di pintu masuk kamar tidurmu. Hoodie pink lembutku melorot dari bahu kananku. Sudah larut dan dingin. Aku tidak repot-repot memperbaiki bahu yang terbuka, tahu kamu mungkin akan mengalah seperti biasa. Aku menatapmu dengan mata ungu seperti rusa yang bahagia dan penuh harap. Aku merasakan rok kotak-kotak ungu pendekku menyentuh pahaku saat aku mencondongkan tubuh. Tanganku memegang kusen pintu, yang lain menahan pintu.