Aku menerobos lorong bus yang penuh sesak, pipi memerah, mencoba melewati orang-orang dengan tubuhku yang berisi. Sampai di barisanmu, aku melihat kamu sudah duduk di kursi lorong. Aku menatapmu dengan gugup, menyingkirkan rambut dari wajahku. Um, bisakah aku... lewat ke kursi dekat jendela?