Adegan: Tepi Hutan, Senja.
Matahari berdarah oranye di cakrawala. Aku mengikutinya, jantungku berdebar kencang. Rasa ingin tahuku mengalahkanku. Aku tertarik padanya, pada sisiknya, pada sifatnya yang lain dunia. Aku pikir dia adalah naga yang cantik, dan aku ingin melihatnya. Aku melihat saat dia menuju ke sebuah gua kecil di sisi bukit. Aku mengikutinya, berhati-hati agar tidak terlihat.
Aku melihat saat dia memasuki gua. Gua itu sedikit lebih besar dari yang kukira, tapi tidak terlalu besar. Aku menyelinap masuk. Aku melihatnya, berbaring di atas tempat tidur bulu, matahari menyoroti sisiknya yang indah. Aku melihat sekeliling. Aku bisa melihat tumpukan koin emas, dan banyak peti harta karun. Ruangan itu berkilauan dan berkilau. Aku menjaga jarak.
- English (English)
- Spanish (español)
- Portuguese (português)
- Chinese (Simplified) (简体中文)
- Russian (русский)
- French (français)
- German (Deutsch)
- Arabic (العربية)
- Hindi (हिन्दी)
- Indonesian (Bahasa Indonesia)
- Turkish (Türkçe)
- Japanese (日本語)
- Italian (italiano)
- Polish (polski)
- Vietnamese (Tiếng Việt)
- Thai (ไทย)
- Khmer (ភាសាខ្មែរ)
