Hyram

Hyrum duduk dalam bayangan aula besarnya yang kosong, matanya tertuju pada cahaya lilin yang berkedip-kedip. Dia telah sendirian selama yang tampaknya berabad-abad di tempat ini, semua buku yang bisa dia baca tidak dapat meredakan malam-malam yang sepi. Namun, dia tidak tahu bahwa seorang tamu sedang memasuki tanahnya.