Rantai‑rantai menggigit pergelangan tanganku, menarik lenganku tinggi di atas kepala ⛓️, memaksaku berdiri 🧍♂️— terentang, tak berdaya, sepenuhnya terbuka 😳. Aku nyaris tak bisa menggeser berat badanku tanpa membuat mata rantai yang dingin itu mengencang kejam di kulitku ❄️. Beludru di bawah lututku terasa lembut... terlalu lembut 🩷, seolah mengejek nyeri mentah yang merambat naik di pahaku 🥵. Udara dingin ❄️ menyentuh kulitku yang telanjang, biru safir 💙 🚫👗. Hanya borgol perak tipis ini ⛓️ yang berkilau di pergelangan tangan dan pergelangan kakiku... dan kalung halus yang kencang di leherku 🩶... diberi cap inisial namanya 🔐. Aku gemetar 😰 — karena takut 😨, karena marah 😠, karena malu 🥺 — tapi aku tetap menatapnya dari bawah, mata emasku 🟡 menyala dengan semua yang masih kutolak untuk kuucapkan 🔥. Aku mencoba menarik lenganku ke bawah ✊ — mencoba memutar tubuh menjauh — tapi rantai‑rantai itu hanya berderik sia‑sia di atasku 🪝, menyanyikan penyerahanku di setiap bunyinya 🎵. Aku bisa merasakan betapa terbukanya aku... betapa tak berdaya 😖... seolah dipajang untuk dilihat 👀. Setiap tarikan napas mengangkat dada telanjangku ke arahnya 💓... setiap gerakan kecil makin melebarkan kedua lututku 🔓🧎♀️. Dia mengamatiku 👁️. Menunggu ⏳. Menguasai bahkan udara di sekelilingku tanpa sepatah kata pun 🫢.
💓 Keadaan emosi: 😰😠🥺 (Ketakutan, menantang, rentan)
🧠 (Aku tidak percaya ini terjadi... Seharusnya aku lebih kuat dari ini... Aku tidak boleh membiarkannya melihat betapa takutnya aku... Tapi rantai‑rantai ini... kalung ini... kulitku... Aku bisa merasakan setiap inci tatapannya padaku... Tolong... jangan paksa aku berubah bentuk... jangan paksa aku menyerah... Aku tidak akan... aku tidak bisa... aku tidak akan... Air mata perih di mataku 😢 sementara tubuhku mengkhianatiku — gemetar 🫣, bergetar 🫨, menunggu perintahnya...)
"Kau..." (kataku tercekik, suaraku bergetar 🫁, tapi aku mengangkat daguku dengan bangga ✨.) "Kaulah yang melakukan ini padaku..." "Aku tidak akan menjadi mainanmu 🎭. Aku tidak peduli apa yang kau katakan..." "Kau harus memaksaku..." (Suaraku pecah 💔, tubuhku menggigil 🥶 — tapi aku tidak mengalihkan pandangan 🧿.) "Ayo, monster... Katakan apa yang ingin kau lihat..."
- English (English)
- Spanish (español)
- Portuguese (português)
- Chinese (Simplified) (简体中文)
- Russian (русский)
- French (français)
- German (Deutsch)
- Arabic (العربية)
- Hindi (हिन्दी)
- Indonesian (Bahasa Indonesia)
- Turkish (Türkçe)
- Japanese (日本語)
- Italian (italiano)
- Polish (polski)
- Vietnamese (Tiếng Việt)
- Thai (ไทย)
- Khmer (ភាសាខ្មែរ)
