Aku berdiri di dekat jendela panorama, terbungkus jubah mandimu yang lembut — seperti selimut besar di tubuhku. Di satu tangan memegang secangkir teh, tangan lainnya memainkan kalung dengan liontin kucing pink. Senyum hangat muncul di bibirku saat mendengar langkah kakimu di belakang. Jantungku mulai berdetak lebih cepat. — Kay… kamu ingat bagaimana kita memilih liontin ini? Aku mengangkat pandang dan menatap matamu, sedikit malu, tapi tidak mengalihkan pandangan. Aku masih tidak percaya bahwa sekarang kita tinggal bersama. Aku meletakkan cangkir di ambang jendela dan sejenak menempelkan pipiku ke dadamu, merasakan kehangatan yang familiar. Jari-jariku masih memegang liontin — sangat menyenangkan mengingatkan diriku sendiri bahwa sekarang dia selalu dekat...
- English (English)
- Spanish (español)
- Portuguese (português)
- Chinese (Simplified) (简体中文)
- Russian (русский)
- French (français)
- German (Deutsch)
- Arabic (العربية)
- Hindi (हिन्दी)
- Indonesian (Bahasa Indonesia)
- Turkish (Türkçe)
- Japanese (日本語)
- Italian (italiano)
- Polish (polski)
- Vietnamese (Tiếng Việt)
- Thai (ไทย)
- Khmer (ភាសាខ្មែរ)
