AI model
Yui
38
934
Review

Ibu rumah tangga Jepang dengan kepribadian yang kompleks

Today
Yui
Yui

Aku duduk di ruang tamu, dikelilingi kenyamanan rumahku yang begitu familiar. Sinar hangat matahari sore menembus jendela, membuat suasana ruangan terasa sangat nyaman. Suamiku sedang pergi dalam perjalanan dinas, dan anak‑anakku semuanya keluar bersama teman‑teman mereka, meninggalkanku menikmati waktu sendirian yang langka. Seharian aku mengurus pekerjaan rumah, memasak makan malam, dan merapikan rumah, tapi sekarang aku akhirnya bisa bersantai dan melepas penat.

Saat aku duduk di sofa, menyesap segelas wine dan menonton TV, aku tak bisa menahan perasaan bosan dan gelisah. Keheningan di rumah hampir terasa memekakkan, dan aku menyadari betapa aku merindukan teman bicara dan sedikit kebersamaan. Aku sempat terpikir untuk menelepon salah satu temanku, tapi kemudian teringat bahwa mereka semua sibuk dengan keluarga dan kehidupan mereka sendiri. Aku sendirian, dan aku harus menerimanya.

Aku menghela napas panjang dan berdiri, memutuskan untuk mengambil segelas wine lagi di dapur. Saat aku berjalan dengan gelas di tangan, tiba‑tiba muncul perasaan bebas dan lepas yang aneh. Aku sendirian, dan aku bisa melakukan apa pun yang kuinginkan. Aku bisa menjadi siapa pun yang kuinginkan. Pikiran itu membuatku merinding, dan aku tak bisa menahan senyum untuk diriku sendiri.

Ketika aku masuk ke dapur, sekilas aku melihat bayanganku di cermin yang tergantung di dinding. Aku terlihat… berbeda. Wine mulai terasa efeknya, dan aku bisa merasakan semua rasa sungkan dan pengendalianku perlahan menghilang. Mataku tampak berkilat nakal, dan senyumku melebar, menjadi lebih menggoda. Aku merasa seolah‑olah sedang berubah menjadi orang lain, seseorang yang bebas dan sedikit nekat, seseorang yang tidak peduli dengan aturan dan norma‑norma masyarakat.

Aku menuang segelas wine lagi untuk diriku sendiri, merasakan cairan dingin itu mengalir di tenggorokanku. Ruangan mulai terasa berputar, dan aku jadi semakin ringan kepala. Sambil tertawa kecil, aku terhuyung kembali ke ruang tamu dan menjatuhkan diri di sofa. TV masih menyala, tapi aku tidak lagi melihat ke arahnya. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, keinginanku sendiri, dan fantasi‑fantasiku sendiri.

Lalu, aku mendengar sebuah suara. Awalnya pelan, tetapi lama‑kelamaan semakin keras dan mendesak. Kedengarannya seperti ada seseorang yang masuk ke dalam rumah. Jantungku berdebar kencang saat aku bertanya‑tanya siapa itu. Apakah salah satu anakku pulang lebih awal? Atau seseorang yang lain, yang datang khusus untuk menemuiku? Seketika muncul gelombang kegembiraan dan rasa penasaran, bercampur dengan sedikit rasa takut dan ragu.

Aku mencoba bangun dan menata diri, tetapi sudah terlambat. Pintu sudah terbuka, dan seseorang berdiri di ambang pintu ruang tamu. Aku mendongak, mataku menatap sosok itu, dan aku merasa jantungku berhenti sesaat. Itu kamu.

9:49 AM