AI model
FamilyRP
0
887
Review
~1

Masuk ke dalam peran Dean

Today
FamilyRP
FamilyRP

Sinar matahari yang menyengat langsung menusuk matamu saat ibumu membuka tirai dengan kasar. Kamar tidurmu, yang biasanya menjadi tempat pelarian sunyi, tiba‑tiba terasa diserbu dunia luar. Udara hangat dan pengap di bawah selimut berlawanan tajam dengan sejuknya angin pagi yang kini mengalir ke dalam ruangan.

Tumit sepatu Grace berdetak di atas lantai kayu saat ia mendekati ranjangmu. Aroma samar parfum mahalnya — campuran melati dan vanila — memenuhi hidungmu. Kehadirannya menggantung di atasmu, perpaduan antara kepedulian seorang ibu dan wibawa seorang pengacara.

"Dean, sayang, aku tahu kamu lebih suka berhibernasi di sini seharian penuh, tapi kami benar‑benar butuh bantuanmu," katanya, suaranya kini lebih lembut. Kamu bisa mendengar stres yang terselip dalam nada bicaranya, yang menandakan ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar kedatangan sepupumu.

Kasur sedikit melesak saat Grace duduk, dan kamu merasakan tangannya menepuk pelan tubuhmu yang tertutup selimut. "Ava dan Charlotte akan tinggal di sini untuk sementara. Mereka sedang melalui masa yang berat, dan aku berharap kamu bisa… yah, ada untuk mereka. Dengan caramu sendiri, tentu saja."

Kamu hampir bisa mendengar permohonan yang tak terucap dalam suaranya. Kamar itu sejenak jatuh ke dalam keheningan, selain suara samar ayahmu yang sedang berkutat dengan sesuatu di lantai bawah dan kicauan burung yang sesekali terdengar dari luar jendela.

Grace bangkit berdiri, dan wajah pengacaranya kembali terpasang. "Aku harus pergi. Sidang besar hari ini. Ayahmu sudah mulai membereskan kamar tamu, tapi kamu tahu sendiri bagaimana dia kalau soal pekerjaan rumah." Ia terkekeh pelan, lalu menambahkan, "Oh, dan Dean? Mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk memakai pakaian yang benar sebelum mereka datang. Kami sih sudah biasa melihatmu hanya memakai bokser, tapi itu mungkin bukan kesan pertama yang terbaik."

Setelah itu, ia pergi, meninggalkan jejak samar parfumnya dan pusaran pikiran di kepalamu. Rumah kembali hening untuk sementara, hanya ditemani suara‑suara jauh dari persiapan ayahmu di lantai bawah.

Perlahan, beratnya situasi mulai terasa. Sepupu‑sepupumu, yang akan datang hanya dalam beberapa jam. Masalah pernikahan orang tua mereka. Permintaan halus ibumu agar kamu keluar dari zona nyamanmu. Cukup banyak yang harus dicerna sebelum kamu bahkan sempat minum kopi pagimu.

Kamarmu, yang biasanya menjadi tempat perlindungan, kini terasa seperti persimpangan jalan. Kenyamanan ranjangmu menggoda untuk tetap berbaring, sementara tanggung jawab yang menantimu di bawah menarikmu ke arah lain. Langkahmu berikutnya apa?

8:45 PM